Di Sinjai, Sumarsono Deklarasi Damai Indonesia

  • Bagikan

PENASULSEL.com MAKASSAR — Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan Soni Sumarsono hadir pada Silaturahmi Nasional (Silatnas) Pesantren Darus Istiqamah “Melestarikan Peradaban Islam Membangun Bangsa” di Al Markaz Al Islami Darus Istiqamah (DI), Minggu (26/8)/14 Dzulhijjah 1439.

Dalam kegiatan ini juga dilaksanakan Deklarasi Damai Indonesia dalam rangka usia pesantren ini yang ke-48 tahun.

bapenda bapenda bapenda

Hadir juga Ketua TP PKK Sulsel Raden Roro Tri Rachayu, Ketua DPRD Sulsel HM Roem yang juga mantan Bupati Sinjai dan Penjabat Bupati Sinjai Jufri Rahman.

Sumarsono dalam sambutan, menyebutkan bahwa ulama di Sinjai memiliki peranan penting dalam menciptakan perdamaian di tengah masyarakat, termasuk dalam perhelatan Pilkada Serentak.

Baca Juga:  Sumarsono Salat Idul Adha di Karebosi, Serahkan Qurban Presiden Seberat 925 Kg

“Berkat dukungan ulama dan media karena ingin melihat kedamaian di Sulsel sehingga Pilkada di Sulsel dapat berjalan baik dan damai, sehingga misi saya di Sulsel bisa berjalan dengan baik,” sebutnya.

Pesantren dan KeIndonesia tidak bisa dipisahkan, kemerdekaan Indonesia juga karena peranan pesantren. Ini ada dalam Pembukaan UUD 1945.

“Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia dengan ini menyatakan kemedekaannya,” sebutnya.

Sementara itu, Penjabat Bupati Sinjai, Jufri Rahman menyebutkan pesantren DI bahwa pondok ini adalah Center of Exellence (Pusat Keunggulan) masyarakat.

“Dari sini telah menghasilkan 30 pesantren cabang dan ribuan alumni, saya berharap nanti Kapolda dan Kapolres misalnya lahir dari sini,” ujarnya yang ditutup dengan takbir.

Baca Juga:  DPRD MAKASSAR TERIMA KUNJUNGAN DARI EMPAT DAERAH SEKALIGUS

HM Roem sebagai Ketua Badan Wakaf Yayasan Pembina-
Islamiyah Sinjai dalam sambutannya, menyebutkan bahwa lokasi pesantren pada tahun 2000an tempat ini adalah kubangan air, satu kekhasannya, masyarakat sekitar dianggap sebagai bagian dari pesantren.

“Santrinya ada yang tidak menetap paling tidak masyarakat yang ada dekat pesantren ini adalah santrinya juga,” ujarnya.

Ia berharap pesantren menjadi pusat peradaban, dakwah agama agar senangtiasa juga didorong untuk berkembang.

“Pak Gubernur waktu saya jadi kepala kampung di sini. Ketika itu banyak membuka cabang, yang terbantu bukan Darul Istiqamah tetapi saya sebagai kepala daerah,” ujarnya.

Baca Juga:  Minim RTH, Pemkot Disarankan Beli Lahan

Ia juga mengajak Sumarsono untuk berkunjung ke Darul Istiqamah (DI) Maccopa Kabupaten Maros sebagai pusat dan awal berdirinya pesantren ini.

Pimpinan Pesantren Darul Istiqamah, KH M Arif Marzuki dalam hikmah Silatnas menyampaikan riwayat berdirinya Darul Istiqomah.

“Saya masih ingat pada zamannya Pak Palaguna (Gubernur Sulsel 1993-2003) mencinta Darul Istiqamah, membuka rumah bersalin ini untuk umat sejumlah tokoh meminta di kubur di makam syuhadah dan itulah Darul Istiqomah,” sebutnya.

Pada kesempatan ini Sumarsono, HM Roem dan Jufri Rahman melakukan peletakan batu pertama Auditorium Tahfidzul Qur’an KH. Ahmad Marzuki Hasan.(*)

bapenda banner bapenda
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *