PENASULSEL.COM,MAKASSAR – Pemilihan Kepala Daerah Kota Makassar akan segera dilaksanakan. Nama atau figur yang mencuat adalah Mantan Bupati Sinjai, Andi Seto Asapa (ASA).
Keberadaan ASA itu mendapat tanggapan dari Dirga Saputra—pemuda yang bergelut di berbagai organisasi itu angkat bicara soal Pemilihan Wali Kota Makassar.
Ia berniat akan membuat diskusi publik untuk Bakal Calon Wali Kota Makassar, dengan mengundang para pakar untuk membahas sosok yang paling tepat memimpin Kota Makassar.
Diskusi ini menjadi menarik karena pakar yang diundang dari berbagai disiplin ilmu, termasuk pengamat politik.
“Politik memiliki logika sendiri yang sering berbeda dengan logika ilmu lainnya. Dalam politik berlaku logika nan kental: fleksibilitas tinggi,” kata Dirga Saputra.
Alhasil dalam politik tidak pernah ditemukan rumus yang ketat, kata dia, di mana pertemanan, koalisi, atau apapun namanya hanya berujung pada satu hal yakni kepentingan.
“Hampir setiap balon wali kota memiliki cara tersendiri untuk bisa membuat masyarakat di wilayah mereka tersihir dengan berbagai foto, tagline, hingga semangat yang dilayangkan dalam berbagai metode kampanye,” tambahnya.
Padahal satu hal yang perlu diingat, kata dia, adalah masa depan Kota Makassar ini ada di tangan pemilih. Oleh karena itu, jika pemilih ingin Makassar memiliki sistem pemerintahan yang baik, maka rakyat pun harus memilih pemimpin yang benar-benar bisa memperjuangkan Kota Makassar menjadi lebih baik ke depan.
“Salah satunya memperjuangkan lahan gambut dan pesisir pantai yang ada di Kota Makassar, kita juga kekurangan tempat-tempat bersosialisasi yang di mana kita sebagai manusia sosial,” ucapnya.
Menurutnya, Kota Makassar ini sangat kompleks permasalahannya sehingga perlu yang berpengalaman untuk masuk ke Kota Makassar.
“Jadi menurut kami sebagai pemuda menilai Andi Seto Asapa belum layak. Untuk itu, tentu dengan penilaian berbagai indikator, jadi Makassar ini bukan lahan untuk coba-coba. Apalagi jika dicek rekam jejaknya memimpin Sinjai selama ini,” pungasnya.
Ia juga mengajak masyarakat agar menyimak dan memahami nantinya visi misi, serta program masing-masing paslon.
“Pilih paslon yang memasukkan isu lingkungan secara umum dan isu gambut secara khusus dengan realistis sehingga sebagian besar janji mereka bisa terwujud dan masyarakat juga dapat ikut memantau janji-janji tersebut,” kata Dirga.
Ia juga berharap agar rakyat memilih paslon yang punya ketertarikan dan keterlibatan terhadap isu lingkungan dan gambut.
“Sekarang ini, kita bisa melihat hal ini dengan melihat aktivitas mereka di media sosial,” kunci Dirga.
Editor : Arisman