Meninggal di Malaysia, TKI asal Bantaeng Dijemput dengan Protokol Kesehatan

  • Bagikan

PENASULSEL.COM,BANTAENG – Haeruddin (49) Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal asal Kabupaten Bantaeng meninggal di Malaysia, Senin, 13 Juli 2020. Jenazah Haeruddin diberangkatkan dari Pontianak, tiba di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar Pukul 17.30 Wita, Senin, (13/7/2020).

Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan (TGTPP) Covid-19 Bantaeng bersama Dinas Tenaga Kerja Bantaeng telah menjemput jenazah.

bapenda bapenda bapenda

Kepala Bidang Tenaga Kerja dan Perluasan Tenaga Kerja, Muh Haris mengatakan, pesawat yang mengangkut jenazah TKI itu berangkat dari Pontianak – Jakarta – Makassar.

Baca Juga:  Pertahankan KKT Tidak Pecah, Pengurus Pusat Langsung Bentuk Tim Komunikasi Sikapi KKT Pilar KKSS

Ia menjelaskan, bersama TGTPP Covid-19 Bantaeng jenazah dijemput di bandara kemudian langsung dibawa ke kampung halaman untuk dimakamkan. Kampung halaman Haeruddin, berada di Desa Pabentengan, Kecamatan Eremerasa, Kabupaten Bantaeng.

“Sesuai dengan aturannya, penjemputan dilakukan dengan standar protokol kesehatan,” kata dia.

Haris mengatakan, Haeruddin meninggal karena menderita penyakit stroke berdasarkan hasil pemeriksaan dari rumah sakit Malaysia. Almarhum diketahui adalah TKI ilegal. Walaupun TKI ilegal seluruh biaya pemberangkatan ditanggung oleh pihak perusahaan dan pemerintah.

Baca Juga:  Jika Terpilih, Fatma Janji Perempuan akan Diberdayakan

“Dia meninggal karena stroke. Hasil pemeriksaan hospital Malaysia ada semua, kemudian dari pihak kepolisian raja Malaysia dan pemerintah Malaysia,” bebernya.

Selain itu, ia mengatakan, keluarga Haeruddin tidak bisa mengklaim santunan kematian. Apalagi, Haeruddin merupakan tenaga kerja ilegal yang bekerja di Malaysia.

Namun, Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bantaeng akan tetap mengurus kelengkapan berkas untuk mendapat santunan.

Baca Juga:  SYL Puji Danny yang Produksi Cabai di Lorong Makassar

“Cuman ini karena TKI ilegal. Tetapi kita minta surat keterangan penguburan dan surat keterangan kematian dan kita lengkapi berkasnya. Apakah kita kasih asuransi atau hanya bantuan seadanya dari pusat cuman biasanya cair sekitar 1 tahun,” ungkapnya.(*)

bapenda banner bapenda
Editor :
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *