PENASULSEL.COM,MAKASSAR, Pilkada Serentak 2024 tidak hanya menjadi ajang politik yang krusial, tetapi juga ujian bagi stabilitas sosial di Indonesia, terutama bagi generasi muda. Dalam wawancara eksklusif, Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM), Prof. Dr. Karta Jayadi, M.Sn, menekankan pentingnya menjaga keamanan dan kedamaian selama proses demokrasi ini berlangsung, khususnya di kalangan pemilih muda.
Menurut Prof. Karta, Indonesia masih beradaptasi dengan konsep demokrasi terbuka, meskipun sudah beberapa dekade menjalankannya. Tantangan yang muncul bukan hanya dari sisi teknis pelaksanaan, tetapi juga dari potensi gesekan di antara kepentingan politik dan ekonomi yang sering kali mempengaruhi dinamika pemilih, terutama pemuda.
“Kita belum sepenuhnya siap untuk demokrasi terbuka. Banyak persoalan yang masih harus kita atasi, termasuk pengaruh uang dan ekonomi dalam memobilisasi pemilih,” jelasnya, Senin (24/09/2024).
Hal ini menjadi sangat penting, mengingat pemilih muda sering kali terpengaruh oleh situasi politik yang belum matang.
Sebagai institusi pendidikan, UNM berperan penting dalam membentuk pemikiran mahasiswa yang lebih kritis dan dewasa dalam berpolitik. Prof. Karta menegaskan bahwa lingkungan akademik di UNM tetap kondusif, jauh dari kekacauan politik. Mahasiswa di kampus ini, katanya, telah memahami pentingnya menjaga demokrasi yang santun dan damai.
“Mahasiswa kami mungkin sering berpartisipasi dalam unjuk rasa, tetapi bukan dalam bentuk konflik yang merugikan individu,” ujar Prof. Karta, menekankan bahwa UNM belum pernah menghadapi perpecahan yang besar akibat perbedaan pilihan politik. Lingkungan akademik tetap dijaga untuk memfasilitasi ekspresi politik yang sehat.
UNM juga berkontribusi dalam mendidik mahasiswa untuk menjadi pemilih yang cerdas dan bijaksana. Prof. Karta yakin bahwa status intelektual yang dimiliki mahasiswa secara alami menjadi ‘tameng’ yang membuat mereka lebih berhati-hati dalam bersikap, terutama terkait politik.
“Mahasiswa secara otomatis memiliki kesadaran untuk tidak terlibat dalam aktivitas yang dapat merugikan diri sendiri,” tambahnya.
Meskipun tidak ada pendidikan formal khusus terkait Pilkada, UNM kerap menyisipkan pesan-pesan penting mengenai demokrasi dalam diskusi terbuka dengan mahasiswa.
Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa mahasiswa terlibat aktif dalam proses demokrasi dengan pemahaman yang mendalam tentang hak dan tanggung jawab mereka sebagai pemilih.
Salah satu tantangan terbesar dalam setiap proses pemilu adalah polarisasi politik dan penyebaran hoaks. Menanggapi hal ini, Prof. Karta menegaskan bahwa UNM telah mengambil langkah pencegahan untuk memastikan tidak ada polarisasi politik di kalangan mahasiswa.
“Kami selalu mengingatkan mahasiswa untuk menjaga diri mereka dari konflik yang bisa memecah belah,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Prof. Karta juga mengingatkan pentingnya menghindari golput. Setiap suara, kata dia, sangat berharga dan dapat menentukan masa depan bangsa.
“Satu suara sangat berharga, apalagi dalam kompetisi politik yang ketat seperti Pilkada. Mahasiswa harus turut mengawal proses demokrasi yang adil dan aman,” pesannya.
Sebagai penutup, Prof. Karta berharap Pilkada Serentak 2024 dapat berjalan dengan damai dan aman, serta sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi yang sehat. Mahasiswa, menurutnya, memiliki peran besar dalam menjaga demokrasi yang adil dan menciptakan suasana politik yang kondusif.
“Dengan dukungan dari seluruh elemen masyarakat, Pilkada ini bisa menjadi momen penting bagi demokrasi Indonesia, terutama dalam mempersiapkan generasi muda untuk menjadi pemimpin masa depan yang bijaksana,” tutupnya.
Editor : Arisman