Tim Pengabdi UNM Berdayakan Warga Sengkang Melalui Teknik Bercocok Tanam di Lahan Sempit dan Pembuatan Pupuk Murah

  • Bagikan
Tim Pengabdi UNM Berdayakan Warga Sengkang Melalui Teknik Bercocok Tanam di Lahan Sempit dan  Pembuatan Pupuk Murah

 

PENASULSEL.com WAJO — Kementerian riset teknologi dan pendidikan tinggi bekerja sama dengan LPPM UNM melaksanakan kegiatan Desiminasi produk teknologi ke masyarakat teknik bercocok tanam di lahan sempit dan pembuatan pupuk murah di Kabupaten Wajo tepatnya di Cafe Ince.Kamis,13/12/18.

pdam
bapenda
bapenda

Universitas Negeri Makassar (UNM) merupakan salah satu universitas yang berlokasi di Kota Makassar yang mengembangkan ilmu-ilmu sains dan keteknikan dengan berbagai inovasi teknologi yang telah dihasilkan. Sejumlah produk teknologi yang telah dihasilkan melalui berbagai riset hingga saat ini belum sepenuhnya dapat didesiminasikan sehingga pemanfaatannya kepada masyarakat belum sepenuhnya dapat dirasakan.

Direktorat Jenderat Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dengan mempertimbangkan masih adanya sektor pembangunan yang kurang berkembang dan belum mampu bersaing kerena lemahnya penerapan, penguasaan dan pemanfaatan produk teknologi.

Hal tersebut juga disebabkan oleh belum maksimalnya hilirisasi hasil penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh Lembaga Litbang (Lembaga Pemerintah Non Kementerian/LPNK, Lembaga Pemerintah Kementerian/LPK, Lembaga Litbang Daerah, dan Perguruan Tinggi).

Diperlukan upaya lebih komprehensif untuk mengakselerasi proses hilirisasi produk teknologi hasil penelitian Lembaga Litbang yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Ada dua manfaat sekaligus dapat dicapai yaitu Pendayagunaan produk teknologi hasil litbang dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Baca Juga:  Iqbal Suhaeb Pimpin Upacara Peringatan HUT ke - 74 Kemerdekaan RI

Sejumlah hasil penelitian yang dilakukan di UNM ditemukan bahwa pemanfaatan limbah organik sebagai bahan baku pembuatan pupuk dapat menghasilkan pupuk organik cair dengan kandungan NPK yang memenuhi standar nasional.

Hasil pengujian di lapangan menunjukkan bahwa penggunakan pupuk POC dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman selada serta peningkatan produksi tanaman selada.
Sistem bercocok tanam di lahan sempit dengan teknik vertikultur juga telah dikembangkan di Jurusan Biologi FMIPA UNM. Teknik vertikultur ini merupakan teknik bercocok tanam pengembangan dari sistem hidroponik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bercocok tanam hidroponik dengan sistem Nutrien Film Technique (NFT) yang dipadukan dengan metode aquaculture/budidaya ikan (Aquaponic) dapat meningkatkan produksi tanaman kangkung, meningkatkan produksi tanaman selada. Hasil penelitian juga menujukkan bahwa bercocok tanam hidroponik dengan pola vertikultur meningkatkan pertumbuhan tanaman cabe.

Hasil penelitian juga menujukkan bahwa bercocok tanam hidroponik dengan sistem pasang surut (Ebb and Flow) meningkatkan produksi tanaman sawi.

Baca Juga:  Ketua DPRD Makassar Hadiri Penandatanganan Piagam Perencanaan Pembangunan Zona Integritas

Sejumlah hasil penelitian tesebut telah dilaksanakan dan berbasis produk teknologi yang seyogyanya dihilirisasi hingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Saat ini pemanfaatan lahan untuk bercocok tanam semakin terbatas, dan pada sisi lain harga pupuk sintetis semakin meningkat.

Dengan demikian ruang bagi masyarakat untuk bercocok tanam semakin sempit. Hal ini hampir terjadi di Seluruh pelosok tanah air, termasuk di Kabupaten Wajo.

UNM melalui Tim Dosen Pengabdi yang diketuai oleh Arsad Bahri, dengan anggota Adnan dan Sultan, melakukan penyuluhan dan pelatihan tentang teknik bercocok tanam pada lahan sempit dan juga cara pembuatan pupuk murah dengan memanfaatkan sampah-sampah organik pada tanggal 27-28 Oktober 2018 di Kelurahan Mattirotappareng, Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo.

Kegiatan ini dihadiri sekitar 150 masyarakat yang terdiri dari anggota Dasa Wisma Lestari dan Kelompok Tani serta perwakilan dari mahasiswa STKIP Puang Rimaggalatung dan perwakilan Muslimat NU.

“Saat ini lahan pertanian di untuk bercocok tanam semakin terbatas, akibat semakin berkembangnya industri sehingga menggeser lahan-lahan pertanian menjadi daerah perindustrian.

Baca Juga:  Kunjungi Keluarga Almarhum Amiluddin di Kajang, Andi Utta Sampaikan Duka Mendalam

Meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan ketersediaan lahan pertanian semakin sempit karena digunakan untuk perumahan dan perluasan perkotaan. Hal ini mempersulit pencapaian peningkatan produksi sayuran karena keterbatasan lahan pertanian.

Di sisi lain kebutuhan akan hasil pertanian semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Berdasarkan permasalahan tersebut maka salah satu upaya yang ditempuh adalah mengembangkan suatu teknologi yang dapat dimanfaatkan sebagai alternatif solusi bagi masyarakat. Teknologi ini dikenal dengan nama hidroponik dan vertikultur” kata Usman Mulbar, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UNM yang hadir bersama Tim Pengabdi.

Andi Jamaro Dulung, anggota DPR RI yang juga hadir pada kegiatan itu menyampaikan bahwa “Hal yang sangat efektif dan efisien untuk berkebun dilahan sempit dan kurang subur adalah dengan teknik sistem vertikultur. Selain masalah keterbatasan lahan, masalah lingkungan yang banyak kita jumpai sekarang adalah tumpukan sampah yang tidak terkontrol.

Pembuatan pupuk organik cair dapat dijadikan solusi untuk mengurangi limbah yang ada dilingkungan sekitar. Dimana, tanaman yang diberikan pupuk organik akan lebih aman dikonsumsi dari pada yang diberikan pupuk kimia”.

bapenda bapenda
  • Bagikan