PENASULSEL.com BANTAENG — Bupati Bantaeng, DR Ilham Azikin melantik Pengurus Pusat (PP) Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Bantaeng (HPMB) di Lapangan Seruni, Senin, 19 November. Sejumlah tokoh pemuda dan pengurus KKB juga hadir dalam pelantikan itu.
Dalam kesempatan itu, Ilham Azikin mengingatkan kepada pengurus HPMB untuk bersiap menghadapi tantangan yang berat di era milenial ini. Dia mengatakan, tantangan itu adalah bagaimana menemu kenali persoalan mahasiswa dan pelajar di Bantaeng.
“HPMB harusnya tidak berkutat di acara-acara ceremony biasa. PP HPMB harus bisa memberim solusi atas persoalan mahasiswa sekarang ini,” kata dia.
Dia juga mengajak kepada semua pemuda di Bantaeng untuk senantiasa menjaga adat dan budaya di Bantaeng. Bagi dia, aktifnya pengurus HPMB ini menandakan jika budaya sikapaccei masih tertanam di HPMB.
“Yang jadi masalah itu kalau ada HPMB, tetapi tidak ada kegiatannya. Kalau HPMB ini ada satu tetapi banyak yang perebutkan, itu artinya dinamika,” jelas dia.
Ketua PP HPMB, Ardiansyah mengatakan, pelantikan ini dilakukam sebagai ikhtiar untuk HPMB yang kokoh. Dia berharap, dari pelantikan ini HPMB bisa bangkit dari kevakumannya selama ini.
“Di tangan pengurus ini, HPMB bisa bangkit kembali untuk membawa Bantaeng yang lebih baik seperti yang dicita-citakan pendiri HPMB, Prof Dr Anwar Makkatutu,” jelas dia.
Dia menambahkan, HPMB juga akan menjadi bagian dari pemerintah untuk mendukung peningkatan SDM. Bagi dia, keberadaan HPMB akan mampu menjawab tantangan akan kebutuhan mahasiswa Bantaeng.
“HPMB juga hadir untuk mengangkat kembali budaya sikapaccei yang ada di Bantaeng,” jelas dia.
Dalam kesempatan itu turut hadir pula Sekretaris Umum Kerukunan Keluarga Bantaeng (KKB), Nasrum MS. Dia mengatakan, HPMB ini baru dilantik di akhir periode kepengurusannya, meski demikian kinerja pengurus terpilih ini cukup membanggakan.
“Mereka tetap aktif meski baru dilantik di akhir periodenya,” jelas dia.
Dia juga berharap HPMB bisa menjadi pemersatu untuk Bantaeng. Menurutnya, Bantaeng ini terkenal dengan budayanya yang kuat. Tetapi seolah pudar karena kurangnya rasa persatuan.
“Saatnya kita bersatu dan tidak terpecah belah lagi,” jelas dia