PENASULSEL.com MAKASSAR — Tarian dan atraksi menarik yang menampillan kebudayaan Toraja dihadirkan pada HUT Ke-61 Tana Toraja (Tator) yang dipusatkan dan digelar di Lapangan Sepak Bola Getengan, Kecamatan Mengkendek, Jumat (30/8)
Adapun dengan tema “Budaya Toraya Perekat Bangsa”.
Sumarsono yang hadir mengaku sangat bangga dengan Toraja, baik Kabupaten Toraja Utara maupun Tana Toraja, demikian juga dengan suasana ulang tahun yang ada.
“Ini memberikan suasana yang mengembirakan dengan suasana keIndoneisiaan yang luar biasa dari jam 10 saya tidak pernah berhenti kagum dengan buaya Toraja,saya bersyukur,” kata Sumarono.
Di usia 61 tahun ini, semoga dapat semakin memberikan kemajuan dan kesejateraan bagi rakyat Toraja.
Ia menyampaikan hal-hal yang luar biasa di Toraja. Pertama, tentang budaya Toraja, yang dapat mewakili Sulsel dalam mendukung agenda nasional dalam bidang kepariwisataan.
Kedua, nuansa persatuan dan kesatuan serta Bhinneka Tunggal Ika juha hadir di masyarakat Toraja.
“Kalau mau melihat Indonesia datanglah ke Tanah Toraja,” sebutnya.
Tokoh agama dan tokoh lainnya juga rukun dan kompak.
Ia juga mengapresiasi kinerja Bupati Tana Toraja dan Wakil Bupati Tana Toraja, Nicodemus Biringkanae – Victor Datuan Batara dengan menghadirkan nuansa kerakyatan, serta tagline Tator “Jangan Biarkan Rakyatku Bodoh, Jangan Biarkan Rakyatku Sakit, Jangan Biarkan Rakyatku Lapar”.
Bagi Sumarsono kalimat ‘Jangan Biarkan Rakyat Ku Lapar’ mengandung makna bagaimana gerakan berbasis agrikultur dapat merupakan gerakan aktulisasi dari program bidang ekonomi dan pertanian.
“Sementara, untuk kalimat jangan biarkan rakyat ku bodoh dan jangan biarkan rakyat ku sakit, itu adalaah bahasa rakyat, sesunguhnya tiga hal ini lah yang dibutuhkan oleh rakyat. Jangan biarkan rakyat ku sakit melalui pelayan publik sektor kesehaatn, ketika jangan bodoh itu adalah sektor pendidikan,” ujarnya.
Apabila hal ini bisa diterjemahkan dalam tata pembangunan daerah, maka diyakini Tana Toraja akan meningkat indeks pembangunan manusianya atau kualitas hidup manusianya dan Toraja yang akan sejahtera.
Sementara itu, Bupati Tana Toraja Nicodemus Biringkanaye, agar masyarakat Tator tidak membeda-bedakan seseorang, termasuk dari jabatannya.
“Ke depan mari bersama-sama semua, tidak perlu ada penilaian, tidak ada penilian tingkat-tingkatan antara persaudaraan kita,” sebutnya.
Pada kesempatan ini Sumarsono juga memperoleh gelar adat.
Adapun nama gelar adatnya, To di dullu tekken untorroi lolokna sendana lalong, di turo ta’ba unnisunggi lotik-lotikna barana toding lan lili’na sulawesi selatan, ambek na tello boccoe, rannu na appa padapada. Yang memiliki Artinya Kebanggaan Sulawesi Selatan dan pelindung etnis.(*)