PENASULSEL.com BANTAENG – Puluhan hektare sawah milik petani di Kecamatan Pa’jukukang, Kabupaten Bantaeng, terancam gagal panen. Kekeringan atau kesulitan air yang dialami petani sejak beberapa bulan terakhir menjadi pemicunya.
Sawah-sawah itu terletak di Kampung Bunggayya, Desa Pa’jukukang, Kecamatan Pa’jukukang Jakbar (25), salah satu petani, mengaku kesulitan mendapat air sejak dua bulan terakhir.
“Sudah sekitar dua bulan susah air. Kalau tidak hujan, kayaknya mati tanaman saya,” ungkap Jakbar kepada PENASULSEL.com, Senin (21/8/2018).
Ada sekitar 15 hektare sawah di kawasan Kampung Bungayya. Kekeringan melanda daerah tersebut akhir Juni 2018. Jakbar mengatakan air irigasi yang selama ini menjadi tumpuan petani mengairi lahan garapannya tersebut sudah lama kering.
“Ada irigasi, Bahkan masih baru, cuma biasa tidak mengalir airnya, Apa lagi banyak yang memakai,” Tambahnya.
Menurut dia, Dalam dua minggu ke depan tak turun hujan, sawahnya dipastikan gagal panen. Sebab, Jakbar menjelaskan, saat ini kondisi tanah di sawahnya sudah retak-retak dan padihnya sudah mulai mati.
“Saya dan petani disini pasrah saja, Karena petani disini lebih mengandalkan air tadah hujan dibandingkan air irigasi yang ada,”Ujarnya
Kekeringan terjadi di sebagian wilayah Pa’jukukang bagian utara dan timur di antaranya Desa Borong Loe, Papanloe, Layoa, Nipa- Nipa dan Biangkeke, Akibat langganan setiap tahunnya kekeringan tersebut, banyak warga terpaksa menjadi TKI ke Malaysia.
Sementara itu, Kepala Seksi Lahan dan Air, Junusi mengatakan, Bahwa pihaknya telah menanggulangi hal tersebut, dengan memprogramkan sumber air seperti pengadaan sumur bor dan embun, Namun dia akui bahwa program pemerintah tersebut belum membackup keseluruhannya di wilayah pa’jukukang.
“Kami telah menanggulangi hal tersebut, sejak dua tahun lalu dengan menyediakan sumber air seperti sumur bor, dan embun,” Katanya Saat ditemui di Kantor Dinas Pertanian, Jalan Andi Mannappiang.
Tujuan dari program tersebut yaitu untuk membackup pada musim kemarau khususnya daerah pa’jukukang yang dikenal daerah kering.
“Ini untuk memanilisir jika musim kemarau, Namun ini masih kurang, Sehingga dia berharap kepada kelompok petani yang ada di desa agar kiranya pada saat musrembang ditingkat desa dimasukkan itu kebutuhannya atau masukkan prosposal ke Dinas terkait,” Pintanya.
Penulis: Immang