PENASULSEL.com MAKASSAR–Ratusan siswi, ustadz dan ustadzah serta orang tua siswi melaksanakan manasik haji di Sekolah Putri Darul Istiqamah, Maccopa, Maros, Sulawesi Selatan Jl. Poros Makassar-Maros Km 25 pada Senin, 20 Agustus 2018.
Para peserta jemaah manasik mempraktekkan rukun haji dan umroh termasuk melakukan penyembelihan seekor kambing. Kegiatan ini dilakukan sebagai bagian dari pembelajaran kepada siswi sekaligus bentuk ikhtiar menumbuhkan semangat beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’aala.
Ketua DPRD Kabupaten Maros, bapak A.S. Chaidir Syam, S.Ip turut hadir dan membuka acara kegiatan manasik haji secara resmi.
Chaidir mengapresiasi sistem pendidikan yang diterapkan SPIDI dalam mencetak generasi emas Smart dan Shalehah sesuai tagline SPIDI.
“Syukur alhamdulillaah, bisa datang dan melihat langsung sekolah ini. Saya sangat bangga dengan sistem pendidikan yang ada di SPIDI. Ia bisa menghasilkan anak didik yang insya Allah bisa bersaing secara ilmu pengetahuan dan yang paling utama adalah bisa menjadikan anak-anak kita menjadi shalehah juga punya moral yang bagus,” ungkapnya.
Ustadzah Muaminah Musthafa, Kepala Sekolah SPIDI menyatakan bahwa manasik haji merupakan salah satu inovasi upaya peningkatan mutu pembelajaran di SPIDI.
“Salah satu yang kami terapkan di SPIDI adalah pembelajaran kontekstual. Jadi selama ini kalau kita dengar pembelajaran itu hanya bersifat materi, maka di SPIDI pembelajaran itu harus dipraktekkan langsung seperti materi PAI tentang Haji dan Umroh ini, kata Muaminah.
Alhasil, simulasi dari rukun Islam yang kelima tersebut benar-benar dirasakan manfaatnya oleh peserta, khususnya siswi.
“Alhamdulillaah, kegiatan ini menambah pengalaman yang awalnya hanya sebatas teori dan akhirnya bisa dipraktekkan. Mengajarkan kita tentang kesabaran apalagi dengan kondisi cuaca yang membuat kita ingin mengeluh namun karena kita ingat ini adalah sebuah ibadah, maka itu membuat kita tidak jadi mengeluh,” ungkap Aulia Nurul Izza, siswi kelas X SMA-IT SPIDI.
Sementara itu, bagi Nabila Nur Syafiah, manasik haji dan umroh ini membuat dirinya ingin segera bertandang ke Tanah Suci, Makkah.
“Alhamdulillaah, kegiatan ini bisa menambah wawasan ke-Islaman kita terutama tentang ibadah haji dan umroh. Ini juga bisa memotivasi saya agar segera menunaikan ibadah haji.”
Kalimat talbiyah dan ceramah khatib dalam kegiatan tersebut memang terbilang membawa atmosfer yang berbeda. Khidmat. Sekilas terlintas bagaimana suasana pelaksanaan Haji dan Umroh di Tanah Suci. Pula mengingatkan tentang sebuah kondisi yang akan dilalui oleh ummat manusia sebelum tiba pada peristrahatan terakhirnya, yaitu Padang Mahsyar yang membuat peserta menitikkan air mata. (IF)