PENASULSEL.com MAKASSAR– Carut marutnya nasib tenaga medis di Kabupaten Bantaeng kini menjadi perhatian sejumlah kalangan. Sala satu tokoh pemuda Bantaeng, Sabri mendesak Pemda Bantaeng untuk menyelesaikan insentif yang belum terbayarkan.
“Saatnya pemerintah harus sadar atas kerja kerja medis. Kerja mereka tidak gampang, bahkan mempertaruhkan kredibilitas demi nyawa seseorang. Sehingga hak mereka harus dipenuhi oleh pemerintah,” kata Sabri di Bantaeng, (17/7).
Alummni Magister Kesehatan Universitas Muslim Indonesia (UMI), juga mendesak dewab perwakilan rakyat daerah (DPRD) Bantaeng untuk lebih membuka mata dalam menyelesaikan permasalahan yang selama ini di lingkungan dinas kesehatan Bantaeng.
“DPRD juga selaku lembaga legislasi punya tanggungjawab di hadapan eksekutif dalam memperjuangkan tenaga medis,” jelas Sabri.
Menurut dia, DPRD mestinya tidak fokus dalam memperjuangkan nasib rakyat semata, sebab tenaga medis disebut memiliki peran besar dalam memberikan kesehatan kepada masyarakat kuas. Sehingga keberadaan tenaga medis harus mendapat perhatian khusus.
“Jika tenaga medis ini mogok kerja, maka yang rugi siapa? Kan pemerintah sendiri. Masyarakatnya yang lagi berjuang hidup bisa jadi tidak mendapat diagnosa yang tepat serta pemberian obat yang pas,” tuturnya.
Kendati demikian, Sabri juga meminta kepada sejumlah tenaga medis agar bekerja sesuai dengan etik, diantaranya mengedepankan profesionalisme daripada tuntutan insentif. ” Kami juga meminta dengan hormat kepada kawan-kawan kami yang merupakan tenaga medis agar terus mengabdi tanpa melihat hal materil. Kami juga akan tetap memperjuangkan hak mereka,” tegasnya.