PENASULSEL.com MAKASSAR — Mencermati perkembangan situasi politik terkini di Kota Makassar, di mana perhelatan PILWALI Makassar hanya akan diikuti satu pasangan calon yang akan berhadapan kolom kosong/kotak kosong, bagi para Relawan Kolom Kosong (REWAKO) itu adalah kemunduran demokrasi.
“Ini kami anggap kemunduran demokrasi. Bagaimana tidak, mayoritas rakyat Makassar sesuai dengan hasil survey menunjukkan bahwa ada sekitar 70 – 80% rakyat Makassar menginginkan calon lain,” ungkap coordinator Rewako, Anshar Manrulu, SE melalui siaran persnya, Senin (4/6/2018).
Selain itu, lanjutnya, kami berpandangan bahwa sesungguhnya pemilihan langsung yang merupakan produk reformasi, sudah didesain sedemikian rupa agar semua pihak bisa ikut berkompetisi secara sehat. Bila jalur partai tidak dimungkinkan, diberikan ruang lewat mekanisme perorangan agar rakyat benar-benar bisa punya banyak pilihan.
“Berdasar hal tersebut di atas, maka kami gabungan dari beberapa organisasi rakyat akan mendeklarasikan terbentuknya RELAWAN KOLOM KOSONG – REWAKO Makassar 2018, sebagai manifestasi perlawanan rakyat untuk menyelamatkan suara rakyat dan Kota Makassar,” jelas Anshar.
Anshar menambahkan, deklarasi REWAKO yang mengusung tag line Gotong royong menangkan kolom kosong ini rencananya akan dilaksanakan pada Selasa (5/6) besok pada pukul 10.00 Wita, di bawah jembatan Fly Over Jl. A.P. Pettarani – Tol Reformasi Makassar.