PENASULSEL.COM, MAKASSAR– Anggota DPRD kota Makassar Daerah Pemilihan III yang meliputi Kecamatan Tamalanrea dan Biringkanayya gelar reses masa sidang ke II, Tahun sidang 2017/2018, Selasa (06/03/2018) dengan mengunjungi dua tempat yakni Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Daya dan Pelabuhan Untia.
Menurut Wakil Ketua Tim Reses, Lisdayanti Sabri mengatakan fokus utama yang menjadi kendala utama dari RSUD Daya adalah penataan parkir dan keluhan warga soal BPJS.
“Parkirannya kan semrawut, parkiran motor dan mobil tidak terpisah, ini yang kita carikan solusi aga penataannya lebih baik. Selain itu pelayanan BPJS juga harus lebih ditingkatkan lagi,” katanya usai meninjau di RSUD Daya
Kunjungan Reses Anggota DPRD Makassar Dapil III di Pelabuhan Untia, Selasa (06/03/2018)
Sementara itu, anggota DPRD Makassar lainnya, Abdi Asmara mengatakan kunjungan reses ini adalah menindaklanjuti dari laporan warga.
“Pertama soal parkir, kedua adalah pembangunan UGD, ketiga adalag tenaga sukarela yang perlu diangkat menjadi tenaga kontrak dengan SK walikota. Tiga masalah ini harus kita carikan solusinya secara bersama-sama,” ujar Ketua Komisi A itu.
Di kunjungan kedua reses Anggota DPRD kota Makassar Dapil III, Mario David yang merupakan Ketua Reses mengungkapkan bahwa kunjungan ke Pelabuhan Untia juga berdasarkan informasi warga yang mengaku masih ada fasilitas yang belum memadai.
“Sudah ada pelelangan ikan, tinggal fasilitas yang kurang. Kita lihat nanti fasilitas apa yang kurang. Nanti kita akan bicarakan dengan pemerintah kota” kata legislator Partai Nasdem ini.
Diketahui pembenahan yang akan dilakukan dalam waktu dekat ialah tindakan persuasif kepada warga untuk berbelanja ikan disekitar pelabuhan untia.
“Perlu ada pembenahan.Ini untuk mendekatkan perekonomian yang lebih baik,” Jelasnya.
Mario David kembali menjelaskan adanya tugas penting untuk melengkapi menyiapkan operasional kebutuhan perikanan dengan menyiapkan pembekalan kapal.
“jadi fasilitas dasar yang perlu disiapkan untuk kapal perikanan itu ya perbekalan kapal, air, es dan solar dan mungkin lahan2 yang ada, kami carikan investor untuk bisa membangun (kostorets/kostoret?) Yang bisa d bangun oleh swasta atau perorangan”tutupnya
Lurah untia A. Patiroi mengaku ada beberapa kendala aktivitas perikanan yang juga mendukung kurangnya minat masyarakat membeli ikan di wilayah tersebut karena akses jalan yang tidak begitu baik
“Selain akses jalan, informasi dari pihak pelabuhan lembaga perikanan ini kendalanya adalah air bersih untuk kostorik ikan yg belum tersedia”ujarnya.
A. Pattiroi menuturkan untuk pedagang kecil diwilayah tersebut memiliki aktivitas yang berbatas. Sedangkan bongkar muat kapal relatif lebih aktif
“Muatan pedagang ikan kurang lebih 200 sementara yang berjualan sekitar 50an tetapi aktivitas mereka hanya sabtu dan minggu saja. Bongkar muat yang lebih bisa disini kami belum terlalu tau bongkar muatnya karena ada kewenangan dari pihak dermaga atau bukan” jelasnya
Reses gabungan ini dihadiri lengkap sepuluh legislator yakni, Mario David (NasDem), Muhammad Iqbal (PKS), Andi Hasir (Golkar), Melani Mustari (Golkar), Lisdayanti Sabri (Gerindra), Abdi Asmara (Demokrat), Syarifuddin Badollahi (Demokrat), Sangkala Saddiko (PAN), Abdul Wahid (PPP), dan Andi Abdul Kadir (Hanura).
Penulis : Herman