PENASULSEL.COM,MAKASSAR –Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel berkomitmen untuk meningkatkan daya saing produk yang dihasilkan. Utamanya, dalam menjaga standarisasi produk berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI).
Asissten III Pemprov Sulsel, Ruslan Abu mengatakan, di Sulsel semua potensi tumbuh dan berkembang. Sulsel juga merupakan pintu masuk untuk produk-produk yang ada di Kawasan Timur Indonesia (KTI).
“Sulsel dengan beragam potensi yang ada, tidak ragu merumuskan program berskala nasional dan menjadi model pembangunan nasional,” sebut Ruslan, di sela-sela peringatan Standar Dunia dan Bulan Mutu Nasional, yang diselenggarakan Badan Standarisasi Nasional (BSN) bekerjasama dengan Dinas Perdagangan Sulsel, di Hotel Grand Clarion Makassar, Selasa (24/10).
Ruslan menambahkan, Sulsel sendiri dalam bidang standarisasi produk, telah berkomitmen dalam menjaga dan membangun daya saing produk yang dihasilkan.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala BSN, Bambang Prasetya, mengatakan, implementasi smart city perlu didukung penerapan SNI, supaya kota tidak hanya cerdas tetapi juga nyaman, aman dan teratur. Itulah konsep standardisasi. BSN sampai dengan bulan September 2017 telah menetapkan 11.385 SNI di bidang pertanian pangan, kesehatan, mekanika, elektronika, konstruksi, kimia, pertambangan, dan lingkungan.
“Dari SNI yang ditetapkan, beberapa SNI mendukung implementasi smart city. Misalnya ada 12 SNI mendukung smart card, tujuh SNI mendukung smart energy, tiga SNI mendukung smart tourism, serta tiga mendukung ketahanan menghadapi bencana,” ungkap Bambang.
BSN juga menggalakkan program SNI di Indonesia Wilayah Timur. Dan Makassar sebagai gerbang Indonesia Wilayah Timur, diharapkan sebagai role model dalam penerapan SNI.
Sementara, Menteri Negara Riset dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir, saat membuka acara tersebut menyebutkan, masalah mutu adalah masalah penting dalam pasar global saat ini. Setiap produk anak bangsa harus punya standar yang distandarisasi oleh lembaga resmi.
“Produk yang ada di Indonesia jika sudah terkenal dan banyak costumer, setelah mereka keteteran, cenderung mengurangi mutu produk,” bebernya.
Dia menjelaskan, daya saing global Indonesia masih rendah jika dibandingkan dengan negara Asia lainnya. Indonesia di peringkat 36, sedangkan Malaysia di peringkat 22.
“Apa yang harus kita dorong, yaitu masalah institusi, infrastruktur dan masalah inovasi. Ada 12 komponen yang harus dikuatkan,” imbuhnya.
Sekedar diketahui, kegiatan ini adalah yang pertama kalinya diselenggarakan di luar Pulau Jawa, yang mana pada tahun-tahun sebelumnya diselenggarakan di Jakarta. Peringatan Bulan Mutu Nasional juga diselaraskan dengan peringatan HUT ke-348 Provinsi Sulsel,
Dua belas rangkaian kegiatan Bulan Mutu Nasional (BMN) tersebut diselenggarakan pada tanggal 24-26 Oktober, di Grand Clarion Convention Makassar, yang didukung oleh Dinas Perdagangan Sulsel. Salah satunya yakni Seminar Nasional Standardisasi yang mengambil tema Standar Membuat Kota Cerdas. Tema ini senada dengan tema Hari Standar Dunia, Standards Make Cities Smarter. Seminar diikuti 600 orang peserta dari berbagai pemangku kepentingan. (Herman)